Hai.
Seharusnya memang cerita ini tidak boleh ya masuk blog ini. Rasanya seperti mengkhianati konsep dari blog ini sendiri. Tapi terserahlah, daripada malah tidak ditulisi sama sekali. Aku jadi terpikir, lebih baik mana ya, dikhianati atau diabaikan? eh...
Sudah lama sekali ya sejak aku menulis sesuatu? sebenarnya itu tidak benar sih, aku masih sering menulis ribuan kata, di twitter dan sms -____- . Ya, jadi mungkin ini sebuah awal yang baru (lagi) . Tapi kalau dipikir-pikir, tidak pernah ya aku menulis sebuah cerita cinta. Paling-paling aku menulis cerita tentang semut-semut dan gajah-gajah. Nah kalau begitu.. kali ini aku akan menulis sebuah cerita... yang bukan cerita cinta juga! Yah kalau kecewa sih pulang saja sana, tutup halaman ini atau melihat-lihat
lemur di google. Web apa ya yang pertama kali melemparkan aku ke halaman para lemur itu, tapi sampai sekarang aku suka sekali loh melihat lemur di google. Melihat
panda juga menyenangkan sih, tapi bukankah lemur itu lucu sekali. Diucapkannya juga menarik. lemur. lemur. lemur.
Iya, jadi ini bukan cerita cinta. Bukan cerita tentang cinta juga. Karena kalau cerita cinta itu kan cerita tentang 2 atau 3 orang, biasanya sih paling banyak 9 orang yang saling jatuh cinta. Atau setidaknya yang satu orang jatuh cinta, yang lainnya muncul di scene manicure, padahal orang yang dijatuh cintai jatuh cintanya sama si teman yang menemani manicure. Cerita tentang cinta juga begitu, paling hanya satu orang yang jatuh cinta, lalu dia berbuat sesuatu sehingga menjadi cerita, berenang melintasi samudra misalnya. Mungkin itu sebenarnya bukan karena dia benar-benar mencintai perempuan itu, tapi karena dia terlalu percaya pada google map.
Lumayan jauh juga ya, berenang dari Houston ke London, 3.462 ml !!
bayangkan lakukan saja coba..
Ya begitulah, karena tidak ada yang jatuh cinta atau dijatuhi cinta disini, maka mana bisa kita membuat cerita cinta.
Cerita ini bermula saat aku berumur 13 tahun. Saat itu aku menyukai seseorang, dan berhenti berharap sekitar 2 bulan kemudian.Sepertinya kalau aku menyukai seseorang memang begitu ya. Semakin banyak yang aku tahu malah jadi semakin tidak suka, kalau semakin sedikit yang aku tahu saat disebutkan namanya pun tanganku jadi dingin. Oleh karena itu, selama 6 tahun ini, tidak pernah satu kali pun aku ketik namanya di mesin pencari. Mesin pencari dimanapun loh, baik yang benar2 mesin pencari seperti yahoo /google, mesin pencari di facebook atau twitter, ataupun komputer pencari di toko buku. kalau dipikir-pikir seperti itu sayang juga ya, siapa tahu sebenarnya dia telah menulis sebuah buku. Tentang aku mungkin?! Tapi karena aku tidak pernah mengetik namanya di komputer pencari itu, aku tidak akan mengetahuinya... sampai hari kiamat.!
Sebut saja namanya Kak
Bunga Mawar James Dimas (nama samaran). Tentang kak Dimas ini, hanya sedikit sekali manusia yang tahu kenyataannya. Sebenernya karena saya agak ember, tidak sesedikit itu sih yang tahu. Seluruh keluarga dan 2 orang teman tahu. Ditambah lagi sekarang kalau ada orang yang iseng membuka blog ini juga akan tahu. Jangan-jangan malah kak Dimasnya sendiri yang akan membuka blog ini yaa?! eh.. kan sudah berhenti berharap ya, jadi tidak boleh berbicara seperti itu. Karena salah satu dari 2 orang teman ini adalah seorang stalker profesional, akhirnya dia menemukanlah account-account dari kak Dimas ini. Setelah bertahun-tahun ini.. aku baru tahu bahwa ada satu kata lagi dalam namanya yang sudah panjang dan terdengar ganteng itu. Tapi bener loh hanya sekali itu saja aku buka account nya, itupun karena hasutan dari si teman stalker ini.
Kalau dipikir-pikir.. apa ya yang menyebabkan semua ini. Mungkin karena dia baik hati, dan hanya sedikit sekali yang aku tahu. Tapi setelah bertahun-tahun ini, perasaanku masih sama saja. Mungkin karena memang tidak ada sesuatu pun yang terjadi, jadi apa ya yang bisa berubah? Tapi kalau aku rasakan baik-baik, sepertinya yang aku sukai adalah perasaan bahwa aku menyukai dia. Ini bukan jatuh cinta sepertinya, terlalu sepele lah kalau ternyata hal seperti ini yang orang-orang sebut cinta. Tapi menyenangkan sekali mengetahui ada orang yang aku sukai yang bukan artis, penulis, ataupun penyanyi, seseorang yang normal, yang memang normalnya gadis-gadis menyukai orang yang seperti ini saja. Karena mengetahui sedikit pun tentang dia mungkin akan merusak perasaan yang menyenangkan ini, maka seperti yang telah aku putuskan sejak pertama kali, aku tidak akan mencari-cari informasi tentang dia.
Biar saja Kak Dimas ini menjadi yang seperti aku ingat saja. Karena orang yang ada dalam ingatanku itulah yang aku suka, bukan yang lebih baik, bukan yang lebih jelas. Kalau dia di dunia nyata datang juga paling aku kabur. Dengan demikian, terbersitlah sebuah keputusan untuk merubah Kak Dimas menjadi sebuah literatur. Ya, benar sekali, semacam tokoh fiktif. Hanya saja Kak Dimas ini tidak bisa terbang, bukan manusia serigala, bukan vampir, tidak bisa berubah jadi hijau, dan sepertinya tidak punya peralatan super canggih yang dengan merencanakan membelinya saja orang lain bisa jatuh miskin. Hmm.. seperti siapa ya kalau mau dibandingkan ?
Seperti ini ?
Ya.. seperti Mr. Darcy saja. Nah kan,.. Tapi sepertinya Kak Dimas tidak seangkuh itu. Dan tidak akan mendatangi aku hujan-hujan dan terlihat setampan itu. Mendatangi aku saat hujan-hujan saja masih diragukan. Sebenarnya, mendatangi aku saja itu sangat diragukan.
Seperti ini saja ya..
Naaah.. seperti inilaaah lebih tepatnya.. Kecuali aku tidak pernah melihat dia dengan pakaian seperti itu.
Sekian sekilas sedikit pembukaan untuk cerita ini. Rencananya aku mau membuat cerita ini berseri, sekitar 200 episode mungkin? Tapi pertemuanku dengan ka dimas itu sepertinya bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan ayam, jadi jangan berharap terlalu muluk.
paipai. Sampai nanti di cerita selanjutnya. :)