Friday, December 23, 2011
Tuesday, October 25, 2011
A Message for Cinderelly
Dear Cinderella/y,
Why did you worry so much? Did you have a plastic surgery? I noticed that you didn't even dye your hair. I don't understand why the prince tried to find you using your shoe. What if your feet grow really fast? Or if it's not, what if he met other girl with the same size as you? What is your shoe size? 4 ? 4.5 ? yeah I know it's really small but it's not just you.
I'm not that kind of girl who will cut my toe just to get the prince. It's because I believe that..
If he really loves you, he'll buy you new shoes.
He'll find you no matter what, even if you didn't drop your shoes! But because you dropped your shoes, he'll find you, and take you to the shoes store. Or maybe he can just call someone to the palace to make you a new shoes, I don't really understand how things works in the palace.
I guess that's all. I have to write another letter to some princes out there telling them not to marry a woman just because of her shoes.
With all best wishes for a very successful time
Yours Sincerely
Nisa_CH
The Queen ofSomeone's Heart Her Own Heart
PS: Bibbidi-Bobbidi-Boo for all of us
Why did you worry so much? Did you have a plastic surgery? I noticed that you didn't even dye your hair. I don't understand why the prince tried to find you using your shoe. What if your feet grow really fast? Or if it's not, what if he met other girl with the same size as you? What is your shoe size? 4 ? 4.5 ? yeah I know it's really small but it's not just you.
I'm not that kind of girl who will cut my toe just to get the prince. It's because I believe that..
If he really loves you, he'll buy you new shoes.
He'll find you no matter what, even if you didn't drop your shoes! But because you dropped your shoes, he'll find you, and take you to the shoes store. Or maybe he can just call someone to the palace to make you a new shoes, I don't really understand how things works in the palace.
I guess that's all. I have to write another letter to some princes out there telling them not to marry a woman just because of her shoes.
With all best wishes for a very successful time
Yours Sincerely
Nisa_CH
The Queen of
PS: Bibbidi-Bobbidi-Boo for all of us
Tuesday, October 11, 2011
Cerita Tentang Aku, Menyukai Seseorang : He Won't Fall For Me
Hai.
Hmm.. apa yang kita punya kali ini? Sebuah judul yang sangat dramatis ya ! Iya sih, judulnya bagus sekali, menggunakan bahasa inggris pula! Lalu apa yaa yang harus aku tulis dibawah judul sebagus itu?
Hei, kalian tahu tidak aku dulu pernah ingin menjadi dokter ? Tapi sekarang aku kuliah di jurusan lain, bukan kedokteran. Apa ya yang membuatku berubah pikiran saat itu? oh iya benar juga, aku tidak pernah berubah pikiran kok ! Memang tidak diterima saja.
Tapi sekarang aku jadi suka berpikir loh. Kenapa ya kuliah kedokteran itu mahal? Padahal sepertinya setelah jadi dokter juga gajinya biasa-biasa saja.
Kalian kenal orang ini ?
Cakep yaa? Dialah yang membuktikan bahwa gaji dokter itu biasa-biasa saja. Perkenalkan, Dr. Carlisle Cullen, telah menjadi dokter selama kurang lebih 300 tahun, tidak makan, dan tidak minum (sebenarnya dia minum darah tapi sepertinya itu tidak mahal, sama tukang ayam saja mungkin dibagi-bagi gratis kalau dia tidak malu memintanya). Dan setelah dihitung oleh Forbes, harta kekayaannya masih kalah dengan Paman Gober. Bahkan usia si Paman Gober tidak mencapai 1/3 nya. Tapi bisa saja sih pak dokter kita yang sudah sangat tua ini kalah karena menghabiskan terlalu banyak uangnya untuk pendidikan 5 orang anaknya ya. ckckck.. kenapa pendidikan begitu mahaaal? eh.. sepertinya aku harus kembali ke topik semula.
Setelah aku baca dari awal memang ternyata belum ada topiknya ya.
Sepertinya seharusnya topiknya tentang ka Dimas.
Dulu, selama 2 tahun, jika ada acara olahraga aku selalu menjadi medis. Banyak yang berpikir ini karena aku ingin menjadi dokter, atau karena aku punya hati yang baik saja. Yaampun, coba pikir baik-baik lagi. Kalau memang karena itu semua alasannya, kenapa aku berhenti pada tahun ketiga? Apakah pada tahun ketiga aku berhenti jadi orang baik? Hah, asal tau saja ya, walaupun seperti ini, aku tidak pernah berhenti jadi orang baik secara resmi. Pada tahun ketiga aku berhenti menjadi medis karena ka Dimas tidak lagi bertanding.
Buat apa lagi aku menonton pertandingan yang sama sekali tidak aku mengerti itu? Buat apa lagi mengurusi atlet-atlet manja yang suka melebih-lebihkan sakitnya? Buat apa lagi aku bertengkar dengan para pemain yang suka merengek-rengek minta aku bermurah hati untuk menyemprotkan sedikit lebih banyak pain killer yang dingin itu? Cukup sudah, aku tidak mau lagi! Bosan juga ya, lagian, melakukan hal yang sama 3 tahun berturut-turut.
Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana rasanya saat ka Dimas sakit, atau terluka, atau terjatuh? Waah, aku tidak tahu tuh. Percaya atau tidak, selama 2 tahun aku menjadi medis hanya untuk melihat dia terjatuh, dia sama sekali tidak terjatuh. Mungkin ada saat-saatnya, saat aku tidak bisa datang lalu dia terjatuh, aku tidak tahu juga sih. Tapi kalau aku sedang bertugas, tidak pernah sekalipun dia mau jatuh,atau luka, sedikiit saja. Bahkan untuk meminta plester pun tidak pernah. Suatu kali aku sengaja duduk di dekat bagian konsumsi, setidaknya dia akan datang lah mengambil air minum. Coba tebak apa yang terjadi,.. betul sekali. Dia tidak mengambil air minum!
Padahal kalau dia berani meminta, jangankan plester, aku usahakan lakukan operasi bedah plastik langsung ditempat agar lukanya tidak berbekas. Berlebihan ya? Tapi ini benar, sekalii saja.. tolong mintalah plester padaku. Bahkan kalau dia mau meminta painkiller dingin yang sangat digemari itu, aku akan berikan banyaaak sekali sampai dia tidak merasakan apa-apa lagi. Sampai-sampai mungkin kalau ada yang iseng hendak memotong kakinya dengan kapak, dia tidak akan tahu.
Oh iya, aku belum mengatakan tentang posisinya ka Dimas ini ya? Posisinya sama dengan Oliver Wood dalam tim Gryffindor.
UEFA menyatakan bahwa rata-rata pemain bola lari 10 km setiap pertandingan. Tapi sepertinya ka Dimas ini tidak lari sebanyak itu. para pemain lain heboh mengejar-ngejar sebuah bola. Dia diam saja disitu, menunggu bola datang. Memang sepertinya ka Dimas ini lumayan cerdas. Kadang-kadang aku takut dia tertidur di tempatnya itu, karena pertandingan bola itu seringkali sangat membosankan. Tapi aku telah memastikannya, tidak pernah sekalipun dia tertidur dalam pertandingan. Dan juga tidak pernah terjatuh, atau terluka!!
Kadang-kadang aku berpikir, selama 2 tahun aku menunggu, dia tidak pernah jatuh. Sekarang setelah selama ini, dia sudah jatuh belum ya? Mungkin suatu saat aku harus menanyakannya. Kira-kira ada siapa saja ya, saat dia jatuh itu? Kenapa dia tidak pernah jatuh saat ada aku?
Mungkin suatu hari nanti aku harus mendorongnya dari tangga.
Hmm.. apa yang kita punya kali ini? Sebuah judul yang sangat dramatis ya ! Iya sih, judulnya bagus sekali, menggunakan bahasa inggris pula! Lalu apa yaa yang harus aku tulis dibawah judul sebagus itu?
Hei, kalian tahu tidak aku dulu pernah ingin menjadi dokter ? Tapi sekarang aku kuliah di jurusan lain, bukan kedokteran. Apa ya yang membuatku berubah pikiran saat itu? oh iya benar juga, aku tidak pernah berubah pikiran kok ! Memang tidak diterima saja.
Tapi sekarang aku jadi suka berpikir loh. Kenapa ya kuliah kedokteran itu mahal? Padahal sepertinya setelah jadi dokter juga gajinya biasa-biasa saja.
Kalian kenal orang ini ?
Cakep yaa? Dialah yang membuktikan bahwa gaji dokter itu biasa-biasa saja. Perkenalkan, Dr. Carlisle Cullen, telah menjadi dokter selama kurang lebih 300 tahun, tidak makan, dan tidak minum (sebenarnya dia minum darah tapi sepertinya itu tidak mahal, sama tukang ayam saja mungkin dibagi-bagi gratis kalau dia tidak malu memintanya). Dan setelah dihitung oleh Forbes, harta kekayaannya masih kalah dengan Paman Gober. Bahkan usia si Paman Gober tidak mencapai 1/3 nya. Tapi bisa saja sih pak dokter kita yang sudah sangat tua ini kalah karena menghabiskan terlalu banyak uangnya untuk pendidikan 5 orang anaknya ya. ckckck.. kenapa pendidikan begitu mahaaal? eh.. sepertinya aku harus kembali ke topik semula.
Setelah aku baca dari awal memang ternyata belum ada topiknya ya.
Sepertinya seharusnya topiknya tentang ka Dimas.
Dulu, selama 2 tahun, jika ada acara olahraga aku selalu menjadi medis. Banyak yang berpikir ini karena aku ingin menjadi dokter, atau karena aku punya hati yang baik saja. Yaampun, coba pikir baik-baik lagi. Kalau memang karena itu semua alasannya, kenapa aku berhenti pada tahun ketiga? Apakah pada tahun ketiga aku berhenti jadi orang baik? Hah, asal tau saja ya, walaupun seperti ini, aku tidak pernah berhenti jadi orang baik secara resmi. Pada tahun ketiga aku berhenti menjadi medis karena ka Dimas tidak lagi bertanding.
Buat apa lagi aku menonton pertandingan yang sama sekali tidak aku mengerti itu? Buat apa lagi mengurusi atlet-atlet manja yang suka melebih-lebihkan sakitnya? Buat apa lagi aku bertengkar dengan para pemain yang suka merengek-rengek minta aku bermurah hati untuk menyemprotkan sedikit lebih banyak pain killer yang dingin itu? Cukup sudah, aku tidak mau lagi! Bosan juga ya, lagian, melakukan hal yang sama 3 tahun berturut-turut.
Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana rasanya saat ka Dimas sakit, atau terluka, atau terjatuh? Waah, aku tidak tahu tuh. Percaya atau tidak, selama 2 tahun aku menjadi medis hanya untuk melihat dia terjatuh, dia sama sekali tidak terjatuh. Mungkin ada saat-saatnya, saat aku tidak bisa datang lalu dia terjatuh, aku tidak tahu juga sih. Tapi kalau aku sedang bertugas, tidak pernah sekalipun dia mau jatuh,atau luka, sedikiit saja. Bahkan untuk meminta plester pun tidak pernah. Suatu kali aku sengaja duduk di dekat bagian konsumsi, setidaknya dia akan datang lah mengambil air minum. Coba tebak apa yang terjadi,.. betul sekali. Dia tidak mengambil air minum!
Padahal kalau dia berani meminta, jangankan plester, aku usahakan lakukan operasi bedah plastik langsung ditempat agar lukanya tidak berbekas. Berlebihan ya? Tapi ini benar, sekalii saja.. tolong mintalah plester padaku. Bahkan kalau dia mau meminta painkiller dingin yang sangat digemari itu, aku akan berikan banyaaak sekali sampai dia tidak merasakan apa-apa lagi. Sampai-sampai mungkin kalau ada yang iseng hendak memotong kakinya dengan kapak, dia tidak akan tahu.
Oh iya, aku belum mengatakan tentang posisinya ka Dimas ini ya? Posisinya sama dengan Oliver Wood dalam tim Gryffindor.
Kadang-kadang aku berpikir, selama 2 tahun aku menunggu, dia tidak pernah jatuh. Sekarang setelah selama ini, dia sudah jatuh belum ya? Mungkin suatu saat aku harus menanyakannya. Kira-kira ada siapa saja ya, saat dia jatuh itu? Kenapa dia tidak pernah jatuh saat ada aku?
Mungkin suatu hari nanti aku harus mendorongnya dari tangga.
Friday, October 7, 2011
Cerita Tentang Aku, Menyukai Seseorang : Sebuah Rencana
Hai.
Seharusnya memang cerita ini tidak boleh ya masuk blog ini. Rasanya seperti mengkhianati konsep dari blog ini sendiri. Tapi terserahlah, daripada malah tidak ditulisi sama sekali. Aku jadi terpikir, lebih baik mana ya, dikhianati atau diabaikan? eh...
Sudah lama sekali ya sejak aku menulis sesuatu? sebenarnya itu tidak benar sih, aku masih sering menulis ribuan kata, di twitter dan sms -____- . Ya, jadi mungkin ini sebuah awal yang baru (lagi) . Tapi kalau dipikir-pikir, tidak pernah ya aku menulis sebuah cerita cinta. Paling-paling aku menulis cerita tentang semut-semut dan gajah-gajah. Nah kalau begitu.. kali ini aku akan menulis sebuah cerita... yang bukan cerita cinta juga! Yah kalau kecewa sih pulang saja sana, tutup halaman ini atau melihat-lihat lemur di google. Web apa ya yang pertama kali melemparkan aku ke halaman para lemur itu, tapi sampai sekarang aku suka sekali loh melihat lemur di google. Melihat panda juga menyenangkan sih, tapi bukankah lemur itu lucu sekali. Diucapkannya juga menarik. lemur. lemur. lemur.
Iya, jadi ini bukan cerita cinta. Bukan cerita tentang cinta juga. Karena kalau cerita cinta itu kan cerita tentang 2 atau 3 orang, biasanya sih paling banyak 9 orang yang saling jatuh cinta. Atau setidaknya yang satu orang jatuh cinta, yang lainnya muncul di scene manicure, padahal orang yang dijatuh cintai jatuh cintanya sama si teman yang menemani manicure. Cerita tentang cinta juga begitu, paling hanya satu orang yang jatuh cinta, lalu dia berbuat sesuatu sehingga menjadi cerita, berenang melintasi samudra misalnya. Mungkin itu sebenarnya bukan karena dia benar-benar mencintai perempuan itu, tapi karena dia terlalu percaya pada google map.
Lumayan jauh juga ya, berenang dari Houston ke London, 3.462 ml !!bayangkan lakukan saja coba..
Ya begitulah, karena tidak ada yang jatuh cinta atau dijatuhi cinta disini, maka mana bisa kita membuat cerita cinta.
Cerita ini bermula saat aku berumur 13 tahun. Saat itu aku menyukai seseorang, dan berhenti berharap sekitar 2 bulan kemudian.Sepertinya kalau aku menyukai seseorang memang begitu ya. Semakin banyak yang aku tahu malah jadi semakin tidak suka, kalau semakin sedikit yang aku tahu saat disebutkan namanya pun tanganku jadi dingin. Oleh karena itu, selama 6 tahun ini, tidak pernah satu kali pun aku ketik namanya di mesin pencari. Mesin pencari dimanapun loh, baik yang benar2 mesin pencari seperti yahoo /google, mesin pencari di facebook atau twitter, ataupun komputer pencari di toko buku. kalau dipikir-pikir seperti itu sayang juga ya, siapa tahu sebenarnya dia telah menulis sebuah buku. Tentang aku mungkin?! Tapi karena aku tidak pernah mengetik namanya di komputer pencari itu, aku tidak akan mengetahuinya... sampai hari kiamat.!
Sebut saja namanya KakBunga Mawar James Dimas (nama samaran). Tentang kak Dimas ini, hanya sedikit sekali manusia yang tahu kenyataannya. Sebenernya karena saya agak ember, tidak sesedikit itu sih yang tahu. Seluruh keluarga dan 2 orang teman tahu. Ditambah lagi sekarang kalau ada orang yang iseng membuka blog ini juga akan tahu. Jangan-jangan malah kak Dimasnya sendiri yang akan membuka blog ini yaa?! eh.. kan sudah berhenti berharap ya, jadi tidak boleh berbicara seperti itu. Karena salah satu dari 2 orang teman ini adalah seorang stalker profesional, akhirnya dia menemukanlah account-account dari kak Dimas ini. Setelah bertahun-tahun ini.. aku baru tahu bahwa ada satu kata lagi dalam namanya yang sudah panjang dan terdengar ganteng itu. Tapi bener loh hanya sekali itu saja aku buka account nya, itupun karena hasutan dari si teman stalker ini.
Kalau dipikir-pikir.. apa ya yang menyebabkan semua ini. Mungkin karena dia baik hati, dan hanya sedikit sekali yang aku tahu. Tapi setelah bertahun-tahun ini, perasaanku masih sama saja. Mungkin karena memang tidak ada sesuatu pun yang terjadi, jadi apa ya yang bisa berubah? Tapi kalau aku rasakan baik-baik, sepertinya yang aku sukai adalah perasaan bahwa aku menyukai dia. Ini bukan jatuh cinta sepertinya, terlalu sepele lah kalau ternyata hal seperti ini yang orang-orang sebut cinta. Tapi menyenangkan sekali mengetahui ada orang yang aku sukai yang bukan artis, penulis, ataupun penyanyi, seseorang yang normal, yang memang normalnya gadis-gadis menyukai orang yang seperti ini saja. Karena mengetahui sedikit pun tentang dia mungkin akan merusak perasaan yang menyenangkan ini, maka seperti yang telah aku putuskan sejak pertama kali, aku tidak akan mencari-cari informasi tentang dia.
Biar saja Kak Dimas ini menjadi yang seperti aku ingat saja. Karena orang yang ada dalam ingatanku itulah yang aku suka, bukan yang lebih baik, bukan yang lebih jelas. Kalau dia di dunia nyata datang juga paling aku kabur. Dengan demikian, terbersitlah sebuah keputusan untuk merubah Kak Dimas menjadi sebuah literatur. Ya, benar sekali, semacam tokoh fiktif. Hanya saja Kak Dimas ini tidak bisa terbang, bukan manusia serigala, bukan vampir, tidak bisa berubah jadi hijau, dan sepertinya tidak punya peralatan super canggih yang dengan merencanakan membelinya saja orang lain bisa jatuh miskin. Hmm.. seperti siapa ya kalau mau dibandingkan ?
Seperti ini ?
Ya.. seperti Mr. Darcy saja. Nah kan,.. Tapi sepertinya Kak Dimas tidak seangkuh itu. Dan tidak akan mendatangi aku hujan-hujan dan terlihat setampan itu. Mendatangi aku saat hujan-hujan saja masih diragukan. Sebenarnya, mendatangi aku saja itu sangat diragukan.
Seperti ini saja ya..
Naaah.. seperti inilaaah lebih tepatnya.. Kecuali aku tidak pernah melihat dia dengan pakaian seperti itu.
Sekian sekilas sedikit pembukaan untuk cerita ini. Rencananya aku mau membuat cerita ini berseri, sekitar 200 episode mungkin? Tapi pertemuanku dengan ka dimas itu sepertinya bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan ayam, jadi jangan berharap terlalu muluk.
paipai. Sampai nanti di cerita selanjutnya. :)
Seharusnya memang cerita ini tidak boleh ya masuk blog ini. Rasanya seperti mengkhianati konsep dari blog ini sendiri. Tapi terserahlah, daripada malah tidak ditulisi sama sekali. Aku jadi terpikir, lebih baik mana ya, dikhianati atau diabaikan? eh...
Sudah lama sekali ya sejak aku menulis sesuatu? sebenarnya itu tidak benar sih, aku masih sering menulis ribuan kata, di twitter dan sms -____- . Ya, jadi mungkin ini sebuah awal yang baru (lagi) . Tapi kalau dipikir-pikir, tidak pernah ya aku menulis sebuah cerita cinta. Paling-paling aku menulis cerita tentang semut-semut dan gajah-gajah. Nah kalau begitu.. kali ini aku akan menulis sebuah cerita... yang bukan cerita cinta juga! Yah kalau kecewa sih pulang saja sana, tutup halaman ini atau melihat-lihat lemur di google. Web apa ya yang pertama kali melemparkan aku ke halaman para lemur itu, tapi sampai sekarang aku suka sekali loh melihat lemur di google. Melihat panda juga menyenangkan sih, tapi bukankah lemur itu lucu sekali. Diucapkannya juga menarik. lemur. lemur. lemur.
Iya, jadi ini bukan cerita cinta. Bukan cerita tentang cinta juga. Karena kalau cerita cinta itu kan cerita tentang 2 atau 3 orang, biasanya sih paling banyak 9 orang yang saling jatuh cinta. Atau setidaknya yang satu orang jatuh cinta, yang lainnya muncul di scene manicure, padahal orang yang dijatuh cintai jatuh cintanya sama si teman yang menemani manicure. Cerita tentang cinta juga begitu, paling hanya satu orang yang jatuh cinta, lalu dia berbuat sesuatu sehingga menjadi cerita, berenang melintasi samudra misalnya. Mungkin itu sebenarnya bukan karena dia benar-benar mencintai perempuan itu, tapi karena dia terlalu percaya pada google map.
Lumayan jauh juga ya, berenang dari Houston ke London, 3.462 ml !!
Ya begitulah, karena tidak ada yang jatuh cinta atau dijatuhi cinta disini, maka mana bisa kita membuat cerita cinta.
Cerita ini bermula saat aku berumur 13 tahun. Saat itu aku menyukai seseorang, dan berhenti berharap sekitar 2 bulan kemudian.Sepertinya kalau aku menyukai seseorang memang begitu ya. Semakin banyak yang aku tahu malah jadi semakin tidak suka, kalau semakin sedikit yang aku tahu saat disebutkan namanya pun tanganku jadi dingin. Oleh karena itu, selama 6 tahun ini, tidak pernah satu kali pun aku ketik namanya di mesin pencari. Mesin pencari dimanapun loh, baik yang benar2 mesin pencari seperti yahoo /google, mesin pencari di facebook atau twitter, ataupun komputer pencari di toko buku. kalau dipikir-pikir seperti itu sayang juga ya, siapa tahu sebenarnya dia telah menulis sebuah buku. Tentang aku mungkin?! Tapi karena aku tidak pernah mengetik namanya di komputer pencari itu, aku tidak akan mengetahuinya... sampai hari kiamat.!
Sebut saja namanya Kak
Kalau dipikir-pikir.. apa ya yang menyebabkan semua ini. Mungkin karena dia baik hati, dan hanya sedikit sekali yang aku tahu. Tapi setelah bertahun-tahun ini, perasaanku masih sama saja. Mungkin karena memang tidak ada sesuatu pun yang terjadi, jadi apa ya yang bisa berubah? Tapi kalau aku rasakan baik-baik, sepertinya yang aku sukai adalah perasaan bahwa aku menyukai dia. Ini bukan jatuh cinta sepertinya, terlalu sepele lah kalau ternyata hal seperti ini yang orang-orang sebut cinta. Tapi menyenangkan sekali mengetahui ada orang yang aku sukai yang bukan artis, penulis, ataupun penyanyi, seseorang yang normal, yang memang normalnya gadis-gadis menyukai orang yang seperti ini saja. Karena mengetahui sedikit pun tentang dia mungkin akan merusak perasaan yang menyenangkan ini, maka seperti yang telah aku putuskan sejak pertama kali, aku tidak akan mencari-cari informasi tentang dia.
Biar saja Kak Dimas ini menjadi yang seperti aku ingat saja. Karena orang yang ada dalam ingatanku itulah yang aku suka, bukan yang lebih baik, bukan yang lebih jelas. Kalau dia di dunia nyata datang juga paling aku kabur. Dengan demikian, terbersitlah sebuah keputusan untuk merubah Kak Dimas menjadi sebuah literatur. Ya, benar sekali, semacam tokoh fiktif. Hanya saja Kak Dimas ini tidak bisa terbang, bukan manusia serigala, bukan vampir, tidak bisa berubah jadi hijau, dan sepertinya tidak punya peralatan super canggih yang dengan merencanakan membelinya saja orang lain bisa jatuh miskin. Hmm.. seperti siapa ya kalau mau dibandingkan ?
Seperti ini ?
Ya.. seperti Mr. Darcy saja. Nah kan,.. Tapi sepertinya Kak Dimas tidak seangkuh itu. Dan tidak akan mendatangi aku hujan-hujan dan terlihat setampan itu. Mendatangi aku saat hujan-hujan saja masih diragukan. Sebenarnya, mendatangi aku saja itu sangat diragukan.
Seperti ini saja ya..
Naaah.. seperti inilaaah lebih tepatnya.. Kecuali aku tidak pernah melihat dia dengan pakaian seperti itu.
Sekian sekilas sedikit pembukaan untuk cerita ini. Rencananya aku mau membuat cerita ini berseri, sekitar 200 episode mungkin? Tapi pertemuanku dengan ka dimas itu sepertinya bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan ayam, jadi jangan berharap terlalu muluk.
paipai. Sampai nanti di cerita selanjutnya. :)
Subscribe to:
Posts (Atom)